PETANI SAWIT PT. MAS SEBANYAK 5 DESA DI EKSPRESIKAN AMBIL ALIH LAHAN

PETANI SAWIT PT. MAS SEBANYAK 5 DESA DI EKSPRESIKAN AMBIL ALIH LAHAN

VISIINDONESIA.com - Bengkalis - Kekecewaan yang memuncak petani sawit yang sudah keluar dari keanggotaan Koperasi Meskom Sejati (KMS) diekspresikan dengan mengambil alih lahan kebunnya kembali.

Lima (5) dari delapan (8) desa petani sawit tersebut pada hari Sabtu 27 November 2021 sekira pukul 11.00 WIB tiba di kantor plasma tiga (3) atau lebih tepatnya di blok 12 - 29.

Terpantau sekitar 100 orang petani datang dengan membawa spanduk dan meminta para pekerja PT. Meskom Agro Sarimas (PT. MAS) agar menghentikan segala aktifitasnya.

ketika ditanya awak media visiindonesia.com siapa yang menjadi koordinator lapangan, "kami atas nama diri kami masing-masing. Tidak ada koordinator, sponsor atau provokator disini. Besar harapan kami semoga pak Jokowi selaku Presiden kami mau mendengar dan membantu kami. pak Jokowi di Bengkalis - Riau pulau terluar yang barusan bapak kunjungi masih ada rakyat jelata yang menjerit dan menangis. dimata kami pak Jokowi adalah presiden rakyat jelata, presiden kami. mohon bantu kami pak," ungkap izan dengan miris.

"kami kesini dengan segudang kekecewaan terhadap KMS dan PT. MAS. Soal hukum pidana sudah kami laporkan ke Mapolda Riau. Tanpa meragukan pihak Polda Riau, hari ini kami ambil alih lahan kami karena sudah 11 bulan kami tak dapat uang bagi hasil dan sisa hasil usaha yang seharusnya sudah kami terima dari perusahaan dan koperasi. namun kami hanya dikasikan janji-janji manis. ke depannya kami akan mengundang auditur untuk mengaudit soal keuangan dan perpajakan perusahaan dan koperasi. bahkan kami akan minta tim ahli perkebunan memeriksa apakah kebun kami sudah diurus sebagaimana mestinya," tambah izan patani sawit dari desa Bantan Tua.

"Kami sudah surati banyak hal, mulai dari minta penjelasan dan minta dokumen-dokumen yang menjadi hak kami tapi tak mereka berikan. mediasi juga sudah kami jalani lebih dari 2 kali tapi tak ada satupun mereka akomodir. kami ini pemilik lahan, kami ini mitra perusahaan, kami ini bukan buruh, bukan mengemis disini. kami minta hak-hak kami. Koperasi yang seharusnya mengurus dan membela kami malah mengabaikan dan ikut menyesatkan kami, papar Alif petani sawit dari Teluk Latak.

"Lihatlah pak, kebun kami ada buahnya. 1 jam saja kita duduk disini sudah 3 ponton. ini baru dari sebagian ponton pak," kesal pak Toiman petani sawit desa Jangkang.

"Kami awali dengan doa bersama karena ini aksi membela hak kami, bukan mencuri hak orang lain. perihal yang katanya ada perjanjian antara perusahaan dan koperasi yang tidak melibatkan kami maka silahkan mereka pertanggungjawabkan sendiri," ucap Ruslan petani desa wonosari.

"semoga dengan aksi ini kami bisa terlepas dari hutang-hutang yang dibebankan ke kami, karena kami akan kelola sendiri kebun kami," ucap Aris petani desa Pedekik.

Sementara keterangan dari para pekerja perusahaan di lapangan yang tak ingin disebutkan namanya, "minimal sudah 3 tahun kebun sawit masyarakat ini tidak dipupuk. Kami juga heran pak. untuk apa ada tanaman tapi tak dipupuk. hanya ambil buahnya saja," ungkap pekerja R.

"ini kantor plasma 3 pak. Disini tempat lewatnya buah dari plasma 2,3,5 dan plasma 6 (Desa Jangkang, Bantan Tua, Wonosari, Teluk Latak dan desa Sebauk)," ungkap A salah satu pekerja lapangan perusahaan PT. MAS.

"Ada 8 ponton yang bolak balik lewat di kanal depan kantor plasma 3 ini. Masing-masing ponton dengan kapasitas 9 ton tandan buah segar. Jam operasionalnya dari jam 07.00 WIB - 17.00 WIB setiap hari dengan produksi diatas 10 ponton/hari atau diatas 100 ton/hari," tambah A.

"Sebenarnya kami juga memahami apa yang dirasakan oleh para petani pemilik lahan ini pak. Karenanya kami memaklumi, bahkan dari hati kecil kami, kami mendukung. apalagi para petani ini juga saudara-saudara kami dan sekampung dengan kami. Terlebih lagi kedatangan mereka tidak ada sedikitpun kekerasan, bahkan melakukan doa bersama. Kami terharu pak," ungkap D yang juga salah satu pekerja PT. MAS.

Sembari pulang para petani pemilik lahan juga membawa buah sawit dengan menggunakan ponton untuk ditumpukkan di perbatasan tanah plasma dan lahan masyarakat non plasma.

Hingga para petani pemilik lahan sawit membubarkan diri pada pukul 15.00 WIB terpantau oleh awak media visiindonesia.com ada sekitar 6 ponton sarat tandan buah segar sawit yang ditahan para petani.

Dan disayangkan tidak ada satupun perwakilan Koperasi Meskom Sejati maupun pihak PT. MAS yang hadir sehingga tidak dapat dimintai keterangan dan penjelasan baik kepada para petani maupun kepada awak media.
****Vic

Comments (0)

There are no comments yet

Related Posts

Paling Dicari

Leave a Comment