VISIINDONESIA.com - Lagi dan lagi jeritan tangis petani sawit plasma PT. Meskom Agro Sarimas (PT. MAS) terurai. Kepada awak media VISIINDONESIA.com petani asal desa Pedekik, kecamatan Bengkalis ini meminta pertemuan khusus untuk menyampaikan Surat Terbukanya.

Dengan suara bergetir Aris Gandamana menyampaikan, "kami orang kecik (kecil) tak pandai becakap dan tak tahu lagi mau cakap (bicara/mengadu) kemana lagi bang. Semoga dengan surat ini penderitaan kami ini sampai ke bapak-bapak pangkat tinggi dan mau bantu kami".

"kami dengar buk mentri, pak mentri dan presiden pak Jokowi sudah sampai ke pulau ini, tapi pasti orang itu (Menteri dan Presiden) tak tahu rakyatnya di pulau Bengkalis ini masih banyak yang menderita," lanjut pria usia hampir 50 tahun ini penuh harapan.

Berikut isi surat terbuka Aris Gandamana :

"Assalamualaikum WR WB.
Petani Plasma Pedekik dengan luas lahan tahun 2020 : 395,91 (Tahun tanam 2007). Dengan jumlah anggota 162 (162 KK petani sawit), 225 kavling. Sangat tidak masuk akal kalau setiap kali pencairan (uang) hanya menerima Rp. 500.000 disetiap kavling, itupun hutang, bukan dari hasil produksi (bagi sisa hasil usaha). Pertanyaannya kenapa bisa hutang dan kemana hasil produksi kami selama ini? Memang saya akui hasil produksi belum maksimal sehingga menyebabkan ketekoran (minus).

Kalau merujuk ke naskah Perjanjian Kerja Sama Kemitraan antara Koperasi Meskom Sejati (KMS) dan PT. MAS yang dibuat Januari 2002, pada pasal 1 poin 9 disebutkan apabila dalam pembiayaan kebun terjadi Cost Over Run (pembengkakan biaya) maka akan menjadi tanggungjawab pihak PT. MAS.

Untuk wilayah plasma Pedekik masih banyaknya tanaman sisipan yang berarti wilayah plasma Pedekik belum bisa dikatakan Tanaman Menghasilkan (TM) semua. Tanaman yang Belum Menghasilkan (TBM) itu sepenuhnya biaya operasionalnya masih tanggungjawab dari pihak PT. MAS. Artinya pihak PT. MAS sudah melanggar dari perjanjian kerjasama tersebut.

Itu baru segelintir permasalahan yang dihadapi plasma Pedekik, belum lagi masalah lahan yang kurang terawat. Sudah 2 tahun pemupukan tak dilaksanakan, banyaknya buah tinggal tak dipanen, berondolan tak dikutip. Terlepas itu semua kami petani sawit plasma Pedekik tidak mau tahu tentang hal itu. Yang penting bagaimana setiap triwulannya ada pencairan (uang) yang dihasilkan dari hasil produksi, bukan dari hasil hutang. Bahasa kasarnya buah sawit diambil tapi hasil tak dapat. Jauh dari tujuan (dibentuknya) koperasi yang bertujuan untuk mensejahterakan anggota. Kenyataannya yang sejahtera bukan anggota tapi pengurus koperasi.

Dari hasil laporan keuangan dari pengurus Koperasi Meskom Sejati hutang bank jangka panjang plasma Pedekik
Desember 2019 terhitung Rp.31.695.631.680. Desember 2020 terhitung Rp. 31.509.168.789.Berarti dalam satu tahun tutup buku hanya berkurang Rp. 186.444.891 yang menurut saya ini sangat tidak masuk akal setiap triwulannya kita bayar pokok dan bunga bank.

Hutang kepada PT. MAS :
Desember 2019 Rp. 14.678.126.371
Desember 2020 Rp. 15.964.587.565
Artinya ini hutang bertambah bukan malah berkurang. Logikanya kalau hutang diansur tentu berkurang ini malah bertambah. Siapa sebenarnya yang menikmati hasil plasma Pedekik ini?

Sementara hasil sawit diambil duitnya entah kemana. Siapa yang bertanggungjawab dalam hal ini? Jangan gara-gara masalah perut masalah priuk nasi terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.

Kepada pemerintah kabupaten Bengkalis khususnya dinas Koperasi selaku Pembina mohon kiranya perduli dengan masalah yang kami hadapi serta nasib para petani plasma khususnya desa Pedekik yang selama ini merasa sangat dirugikan dan disengsarakan oleh Koperasi Meskom Sejati.

Dan pada kesempatan ini kami sampaikan kepada bapak Kapolda Riau terhormat serta jajarannya agar dapat memberikan keadilan kepada kami. Mohon kiranya diusut tuntas pihak-pihak yang memperkaya diri dari kesengsaraan yang kami rasakan dari dulu sampai sekarang. Semoga Allah SWT Tuhan YME selalu memberikan kesehatan kepada bapak.

Tertandatangan

Aris Gandamana
Ketua Forum Peduli Sawit Desa Pedekik


Untuk informasi tambahan, triwulan lV 2020 hingga triwulan lll 2021 (Januari -September 2021) PT. MAS tunggak bayar bagi sisa hasil usaha kepada petani. Baru pada tanggal 12 Oktober 2021 petani menerima uang triwulan lV 2020 (Oktober - Desember 2020).

Namun sesuai pengakuan PT. MAS pada pertemuan mediasi tanggal 07 Oktober 2021 kepada para petani sawit plasma, bahwa uang yang akan diberikan pada tanggal 11 - 12 Oktober 2021 itu merupakan uang pinjaman yang dilakukan oleh Koperasi Meskom Sejati, dan pihak PT. MAS sebagai penjamin. Disaat itu juga petani menolak pinjaman tersebut.

Pinjaman tersebut hanya untuk lunasi tunggakan triwulan lV 2020, sementara tunggakan triwulan l, ll dan lll 2021 belum dilunasi.

Artinya ini bukan uang yang diharapkan petani. Jika mengacu pada surat petani desa Pedekik diatas maka petani desa pedekik sudah dibebani tiga (3) kredit atau hutang.
***vic